RSU Datu Beru Siap Hadapi Virus Corona

Direktur Rumah Sakit Umum Datu Beru, dr. Hardi Yanis,Sp.PD. (Foto/hR/Erwin).

Aceh Tengah – haba RAKYAT |

Maraknya kekhawatiran masyarakat dengan adanya penyebaran virus Corona berasal dari Wuhan ibukota Provinsi Hubei, Cina. Menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan dunia. Seperti halnya di Indonesia, banyak warga termasuk mahasiswa khususnya dari Provinsi Aceh yang turut terisolasi di kota Wuhan. Selain itu dipastikan oleh Kemenlu RI, sebanyak 93 warga negara Indonesia masih terjebak di sana.

Salah seorang mahasiswi Kampung Blang Kolak Kabupaten Aceh Tengah yang menimba ilmu di negeri Tiongkok, turut mengalami hal serupa. Mahasiswi bernama Fiqhi Nadiah juga merasa khawatir terhadap penyebaran Corona. Bahkan Fiqhi Nadiah juga telah dihubungi melalui telepon oleh Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar, Rabu (29/01).

Fiqhi mengaku kepada Bupati dalam kondisi sehat dan mengatakan akan segera pulang pada tanggal 1 Februari 2020 dan hanya transit di Bandara Kuala Namu Medan, karena ada kekhawatiran jika harus transit di Cina.

Sementara Direktur RSU Datu Beru, dr. Hardi Yanis, Sp.PD, saat diminta tanggapanya pada hari yang sama di kantornya, Hardi Yanis kepada wartawan mengatakan RSU Datu Beru dalam hal ini telah siap dan menyediakan ruangan penanganan medis jika ada kasus terkait virus tersebut.

“Ada perintah dari Pusat ke Provinsi dan dari Provinsi ke kita, meminta cehk list data-data kesiapan kita menghadapi virus ini. Secara umum kita punya ruang untuk ini, yaitu ruang isolasi,” ungkap Hardi Yanis.

Sejatinya semua Rumah Sakit di Indonesia menurut Hardi Yanis telah siap menangani berbagai kasus virus, seperti beberapa virus yang pernah terjadi sebelumnya, termasuk kasus terbaru virus Corona.

Hardi Yanis menambahkan virus Corona hampir sama dengan beberapa virus yang pernah melanda sebelumnya, seperti Flu Burung dan SARS. Penanganan medis menurutnya masih sama, untuk virus Corona.

dr. Hardi Yanis juga menyebutkan tidak ada vaksin khusus digunakan dan penanganan medis ditangani secara perfentiv. Saat ini di Indonesia menurut Hardi Yanis semua bandara telah menggunakan deteksi suhu, sehingga jika terjadi hal tidak diinginkan terkait penyebaran virus bisa ditanggulangi dengan cepat, karena ada alur terkait kasus yang terjadi kemana harus dilaporkan dan tindak lanjutnya. Virus Corona menurut Hardi Yanis kemungkinan akan segera hilang peredaranya, jika tidak banyak mobilitas masyarakat yang keluar atau masuk ke kawasan isolasi seperti di wilayah Wuhan.

Ditambahkanya di rumah sakit Datu Beru, memang sudah ada ruang khusus isolasi berada di tingkat atas ruang Paru yang dikosongkan dan tidak dibenarkan untuk digunakan terhadap penyakit lain. Sehingga banyak masyarakat salah dalam memberikan penilaian, karena ada ruang kosong tidak digunakan.

“Kalau ada kasusnya ketemu, ditangani di ruang isolasi dan terus koordinasi ke Pusat. Seperti halnya wabah, jika ada temuan satu kasus saja akan segera dilaporkan. Dan ruangangan seperti ini tidak dibenarkan untuk di inapkan pasien penyakit lainya, karena akan tertular peredaran virus,” katanya. Ia menambahkan hingga saat ini belum ada laporan terkait kasus Corona di Aceh dan Kabupaten Aceh Tengah khususnya. (Erwin)

Isi berita ini telah diralat, dengan demikian berita telah diperbaiki. (Redaksi-)

Don`t copy text!