Genangan Air dan Jalan Berlubang Resahkan Warga TPU Uning Kirip

Sejumlah warga bermukim di kawasan TPU Uning Kirip saat melaksanakan kegiatan gotong royong, mereka berharap adanya solusi dari dinas terkait atasi masalah genangan air yang kerap melanda dan badan jalan berlubang. (Foto/hR/Erwin).

Aceh Tengah – haba RAKYAT | Warga di seputaran Tempat Pemakaman Umum (TPU) Uning Kirib, Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, sejak dua bulan terakhir secara sukarela melaksanakan kegiatan gotong royong. Hal ini dilakukan karena tak tahan akibat adanya luapan selokan sepanjang jalan perlintasan di kawasan itu.

Luapan selokan ini terjadi apabila hujan melanda daerah tersebut, bahkan akibat lain dari genangan air menyebabkan badan jalan berlubang. Genangan air juga berimbas ke rumah rumah penduduk dan Mersah (Mushola), mengakibatkan terganggunya aktifitas peribadatan.

Warga sekitar menyebutkan akibat jalan berlubang sering terjadi kecelakaan di derah itu, sehingga saat melaksanakan kegiatan gotong royong, masyarakat setempat juga secara swadaya menambal lubang di jalan.

Sepanjang kawasan rumah penduduk terletak bersebrangan dengan TPU, sebagai satu satunya tempat dijadikan untuk pemakaman bagi jenazah Covid-19. Saat malam hari wilayah ini juga dicap angker, karena tidak adanya lampu penerangan jalan. Masyarakat berharap pihak terkait dari dinas setempat, dapat membantu menyelesaikan persoalan itu.

Sehingga image angker ini bisa berubah, seperti halnya desa Asir Asir yang di cat warni warni dengan program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) dari dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) di kabupaten setempat. Warga saat melaksanakan gotong royong, Jum’at (14/08/2020) menyampaikan hal ini kepada wartawan.

“Kami sejak dua bulan lalu setiap hari Jum’at bergotong royong, karena luapan air parit masuk ke rumah dan merusak Mersah, jalan juga jadi berlubang. Sudah banyak korban jatuh saat datang hujan, karena lubang di jalan tertutup air. Kalau bisa dibantu dinas, selain parit dan jalan dibenahi, kita juga berharap tempat kuburan ini di cat dan diberi pagar,” kata Adam warga setempat.

Dia juga menambahkan tempat pemakaman umum itu tidak memiliki lahan parkir, sehingga saat ada aktifitas penguburan jenazah atau ziarah, aktifitas ini sering terganggu karena jalan yang sempit. (Red)