Anggota DPR RI Ini Tegaskan Mualem Masih “Seumaloe”

Photo: Ir, TA Khalid, MM bersama H, Muzakir Manaf (Mualem) didampingi Panglima Muda D-IV Pase dan Teuku Ot Man Anggota DPRK Aceh Utara ketika menghadiri panen perdana jagung milik poktan di Desa Tanjong Ara Aceh Utara. Rabu, (23/9/photo/Raz)

Aceh Utara, haba RAKYAT |

Ir, TA Khalid, MM anggota Komisi IV DPR-RI Fraksi Gerindra menyebutkan bahwa H, Muzakir Manaf alias Mualem masih
“SEUMALOE” bagi pemerintah pusat. Menurutnya sapaan Panglima untuk Mualem mantan Wakil Gubernur Aceh masih sangat kentara terdengar dari bibir eks kombatan GAM dan bagi legistor DPR RI ini kalimat “Panglima” tersirat begitu bermakna dari bibirnya.

Mualem sudah tepat disapa dengan sebutan Panglima, karena Mualem masih menjabat sebagai ketua KPA Pusat dan juga sebagai ketua umum DPP Partai Aceh. Panggilan tersebut juga menggambarkan sang Mualem eks Panglima semasa kemimpinan beliau terhadap Gerakan Aceh Merdeka (GAM) beberapa tahun silam juga sering digadang-gadang sebagai calon kuat Gubernur Aceh periode mendatang.

Sedangkan sebutan Mualem sendiri bermakna sebagai pelatih atau pembina dan pemimpin yang baik dan setia dalam perjuangan. Demikian sakralisme sapaan Panglima ditengah-tengah masa Partai Aceh terhadap ketua Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).

Kedatangan kami hari ini hanya untuk silaturahmi dengan Panglima, sekaligus temu ramah sambil meninjau panen perdana jagung milik kelompok Tani Gampong Tanjoeng Ara, Tanah Jambo Aye Aceh Utara,” ujar TA Khalid saat ditemui wartawan media ini usai temu ramah dengan masyarakat dan kelompok Tani “BUESARENA” di Gampong Tanjoeng Ara, Rabu (23/09/2020).

Sebagai wakil rakyat di Komisi IV, DPR RI Pusat, Politisi Partai Gerindra ini juga memiliki pandangan khusus terhadap perkembangan perekonomian Aceh saat ini. TA Khalid menilai Aceh kini sedang dilema besar dengan adanya kisruh internal antara Eksekutif dengan Legeslatif Aceh.

Menurutnya. Kepemimpinan Gubernur Aceh sekarang kurang maksimal dalam memimpin Aceh saat ini, pasalnya masalah pembangunan Aceh di sektor ril tidak berjalan baik selama ini. Bahkan ia mengatakan Nova tidak menyentuh langsung dengan masyarakat.

Kita sama sama melihat polemik yaag terjadi antara Gubernur dengan DPRA saat ini, sepertinya kemimpinan Pemerintah Aceh sekarang begitu lemah. Sementara yang kita ketahui Aceh tidak hanya terikat pada politik lokal imbas dari konflik yang belum tuntas, namun Aceh masih menjalankan politik nasional untuk membebaskan banyak hal yang belum terimpletasikan terhadap UUPA,” ucap TA Khalid

Lobi-lobi politik nasional begitu sulit untuk Aceh serta hak istimewa Aceh sebagai daerah yang mencapai kesepakatan damai antara RI – GAM belasan tahun silam.
“Itu adalah tugasnya Panglima, hak Panglima sebagai pemangku tanggung jawab terhadap penyelesaian tugas MoU Aceh di Helsinki dengan Pemerintah Pusat. Oleh karenya Aceh butuh orang yang ‘SEUMALOE” Dan Seumaloe itu ada di Mualem selaku Panglima ,” cetusnya.

Ungkapan “SEUMALOE” yang dilontarkan TA Khalid merupakan sebuah kata kiasan yang mendalam dimana Seumaloe yang dimaksud adalah Kharisma penjabatan Mualem yang diperhitungkan, guna untuk menyelesaikan persoalan Aceh yang begitu pelik dan mengalami stagnasi berkepanjangan.

Oleh karena itu, kehadiran Mualem kedepan yang diisukan sebagai bakal calon gubernur Aceh mengisi Bursa Pilkada kedepan harus diperjuangkan bersama.“Semua ini kita serahkan kepada kesadaran masyarakat sendiri, saya rasa persatuan dan kesatuan masyarakat perlu dikokohkan demi kepentingan Aceh secara umum kedepan. Dalam hal ini Mualem sangat cocok menjadi Gubernur Aceh guna untuk menyelesaikan persoalan dan politik Aceh,” paparnya.

Kita harus memahami bersama, apa yang terjadi di Aceh hari ini adalah kar politik orang Aceh sendiri. Seharusnya masyarakat Aceh harus menjaga persatuan dan kekompakan demi terwujudnya Aceh yang bermarwah dan gemilang kedepan. Karena itu kepada masyarakat Aceh saya sangat berharap, mari kita kuatkan ukhuwah dan jalin persatuan baik buruknya Aceh dimasa mendatang sangat bergantung pada diri kita sendiri selaku rakyat Aceh” tukas TA Khalid. (Raz/hR)