Bos Corong Tegaskan Tak Ada Penjemputan Paksa Geuchik Saat Aksi Damai

Photo : Basri M Yusuf alias Bos Corong Ketua Pemuda Gampong Tanjong Ara Kecamatan Tanah Jambo Aye.

Aceh Utara, haba RAKYAT |


Ketua Pemuda Desa (gampong) Tanjong Ara Kecamatan Tanah Jambo Aye Aceh Utara Basri M Yusuf alias Bos Corong menilai pernyataan Geuchik terlalu BAPER dan tendensius dalam menanggapi aksi damai masyarakat dihalaman Meunasah gampong setempat.

Menurutnya, aksi damai yang dilakukan masyarakat hanya untuk meminta diadakan rapat umum, sebut Basri. Senin (31/8/2020).

“Sebagai ketua Pemuda saya ikut dalam aksi damai pada, Jum’at (28/8/2020) malam, saya dan beberapa orang pemuda lainnya yang menjemput (persuasif) geuchik, tetapi yang ke dalam pagar dan ke depan pintu rumah berkomunikasi dengan istrinya adalah saya” sebut Basri atau akrab disapa Bos Corong.

“Na pak geuchik buk” (Ada Geuchik buk) kata Basri mengulang ceritanya.

“Hana, ka geujak bak khanduri” (Tidak ada sudah pergi tempat khenduri) jawab nya.

Lanjutnya,” Setelahnya itu kami langsung balik ke meunasah sambil menelpon, tetapi tidak diangkat. Maka nya saya heran, kami tidak bertemu beliau, kami tidak berkomunikasi langsung dengan beliau pada malam itu, bagaimana bisa tiba tiba geuchik mengklaim ada oknum penjemputan paksa?. Sehingga telah membuat anak istri dan seisi rumah trauma berat, ujar nya.

Dimana unsur paksaan? Lebay kan?
Padahal dari sebelum magrib sampai acara berlangsung kami berkoordinasi dengan mapolsek, bahkan diwarning jangan sampai ada tindakan yang melanggar, mereka berpesan. Hak menyampaikan pendapat dimuka umum sah sah saja, namun hindari sikap dan bahasa yang berujung kepada unsur kriminal. Itu Pesan kapolsek.

Sebenarnya atas nama pemuda dan masyarakat kami tidak ingin berbalas pantun di media seperti ini, namun ini perlu kami luruskan agar tidak terjadi penyesatan opini publik. Geuchik melalui beberapa media yang kami amati, membuat statement yang mengarah kepada abai aspirasi masyarakat harga mati,.“Merasa difitnah,”
Di jemput paksa,” Ada oknum provokator“. Diantaranya itu judul dan isinya di media, sehingga menurut kami bukan nya mendapat simpati masyarakat malah sebaliknya.

Padahal dari April dulu, jelas bahwa masyarakat mengkehendaki geuchik mempertangung-jawabkan moralitasnya dengan bersedia menggelar rapat umum, bukan hanya soal pembangunan saja, bukan soal anggaran saja, tetapi hal lain menyangkut dengan kantibmas, norma adat, qanun, dan keagamaan yang perlu di evaluasi. alih alih bersedia, justru menantang masyarakat suruh bawa laporan ke pihak berwenang,. Aneh gak?, kata Basri.

Iya memang focus kita kepada pengelolaan DD, karena sekali lagi kami tegaskan sejak 2017 tidak pernah digelar rapat umum, salinan LPJ-DD tidak diserahkan dan papan infografis tidak pernah di pasang, jika rapat umum adalah kebijakan lalu bagaimana dengan salinan LPJ dan Infografis,
Iya jelas jelas menjadi UU”
lanjutnya.

Jika dalam dua hari ini ada beredar photo infografis 2019 dipastikan hanya di pasang dua hari lalu dibongkar. Dan itu sudah di benarkan oleh Tuha Peut pada awak media dalam video wawancaranya jumat lalu.

Kronologis yang secara kekeluargaan dan persuasif yang selama ini ditempuh oleh masyarakat tidak diakui geuchik, bahkan jauh sebelum ini beberapa pemuda kami telah pernah dilaporkan dan di panggil ke polisi dengan alasan pencemaran nama baik. Jadi mulai sekarang biarlah masyarakat dan publik yang menilai bagaimana karakter dan komunikasinya sebagai seorang kepala desa, ujar Basri menambahkan.

Kami mendapat informasi bahwa 3 orang pemuda kami telah di lapor oleh geuchik ke Polres, delik UU 310 ayat 1 ITE, apa maksud dari sikap nya semua ini? Saya tidak habis pikir dengan caranya, luar biasa arogan dia” semoga ini bukan persoalan pribadi dengan salah seorang terlapor sebagai mantan bendahara nya yang tidak seide dengan cara kerja dia, semoga pula dia paham dan siap dengan langkah hukum yang ditempuh, tandasnya.

Semaentara itu Camat Tanah Jambo Aye Ismuhar saat ditemui haba RAKYAT mengatakan” Kami dari muspika, mukim, Pendmping desa, Tuha Peut dan Geuchik sudah duduk bersama dan menyarankan Geuchik dan Tuha Peut kiranya dapat mengakomodir masukan elemen pemuda untuk mendapatkan penjelasan di meunasah terhadap realisasi pembangunan DD yang menjdi tuntutan pengunjuk rasa, ujar nya.

Alhamdulilah, Kini Geuschik sudah melunak dan bersedia untuk menggelar rapat umum. Sementara kami Muspika akan ikut mendampingi proses jalannya rapat tersebut bila di gelar dalam waktu dekat ini,” kata Ismuhar saat ditemui media ini diruang kerja ny. (hR/Azr)