Jalan Nasional Desa Terutung Megara Bambel Aceh Tenggara, Tergenang Banjir

Foto : Jalan Nasional jalur dua arah Desa Terutung Megara Asli Kecamatan Bambel Aceh Tenggara tergenang air Banjir saat kejadian, Rabu (4/11/2020). (hR/Sadikin)

Aceh Tenggara – haba RAKYAT |

Jalan Besar Nasional tepatnya di seputaran Desa Terutung Megara Aceh Tenggara, Rabu (4/11/2020), tergenang air akibat luapan air dari drainase jalan yang buruk dan tidak terurus, pantauan Media ini di lokasi Desa Terutung Megara Asli Kecamatan Bambel Aceh Tenggara.

Salah satu warga berinisial S yang tidak mau disebut namanya, ia mengatakan sangat kecewa sekali terhadap luapan air banjir di Desa Terutung Megara asli Kecamatan Bambel Aceh Tenggara ini, akibat drainase yang buruk dan tidak terurus ini katanya.

Jalan raya jalur dua arah ini diguyur hujan sejak semalam, beberapa rumah warga tergenang air, sehingga pedagang kelontong setempat di pinggiran jalan sangat terganggu, karena selain tumpah air di jalan dan juga merembet di depan rumah mereka, dan mereka terpaksa membuat lobang lain ke drainase jalan.

Hal ini dilakukan guna aliran air tidak memasuki ke rumah mereka, dan warga setempat bisa beraktivitas, mereka mengatakan bila curah hujan tinggi, maka airpun naik ke-permukaan jalan dan masuk kerumah warga, pungkas S yang tidak mau di sebut namanya dengan nada kecewa dari paras raut wajahnya.

Tampak pinggiran drainase jalan area banjir di Desa Terutung Megara Asli Kecamatan Bambel Aceh Tenggara

Salah satu anggota DPR RI HM. Salim Fahry, S.E, M.M, sedang berada di Aceh Tenggara mengakui, teranggunya debit air jalan nasional itu, bukan hanya di Desa Terutung Megara Asli saja, akan tetapi dari rumah Bundar Aceh Tenggara, sampai Lawe Pakam Aceh Tenggara perlu perhatian Balai Pengawas Jalan Nasional I Aceh, sebutnya.

Dikatakannya, permasalahan ini mengacu ke salah satu UU Jalan No. 38 Tahun 2024 tentang “Jalan agar pemerintah lewat Badan pengawas jalan nasional Aceh I ini dapat memperhatikan, kebutuhan jalan yang sangat bermanfaat menunjang ekonomi Aceh Tenggara”, paparnya.

Sementara itu, tinggi tingkat curah hujan terjadi, maka luapan air banjir sampai kejalan, mengakibatkan terganggunya pengguna jalan dan membuat warga resah, akibat drainase parit pinggiran jalan tidak terurus dan kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya.

Sehingga lingkungan drainase terganggu, dan badan aspal jalan berlobang-lobang, serta kondisi jalan banyak tidak baik lagi, malah kita lihat batu-batu kecil kerikil di jalan tampak, dan tidak mulus lagi, mirip seperti kubangan kerbau. (Sadikin/hR).